Langit, ungkapan ku untuk dirimu.

Ketika untuk bergerak saja aku terbatas, masih mungkinkah aku memilih untuk menerimamu belajar untuk memilihku?
Ungkapan sebagai perempuan kala melihat hal yang indah itu tidak mencoba melihatmu. Ada kalanya kita menyesal telah mendengarkan hati untuk memilih mencintai siapa bukan? Namun apa kita punya pilihan selain menerima yang tidak mungkin atau melupakannya begitu saja. 
Seberapa besar hati ini berusaha untuk menolak? Lalu yang kau dapati, seberapa besar pula kita berusaha untuk tidak melanjuti.
Terkadang, hal klise dalam hidup adalah ketika mencoba menenangkan kepala dengan mengatakan "semua akan baik-baik saja". Yakinkah? Memang benar, namun seperti biasa, ketika ada benar selalu terselip salah. Seberapa persen pun yang di anggap salah, selalu tetap menjadi kesalahan. Namun ketika kita coba melupakan, apakah sepernuhnya selalu salah yang pergi duluan? Tentu tidak pernah. Benar?

Memang tidak pernah sepenuhnya serasi dengan hal yang dilihat dibawah.
Aku cuma ingin bercerita. Berbagi ketika tidak memungkinkan terbagi.
Ini adalah foto langit yang selalu ku ambil dalam kondisi cerita hati yang berbeda-beda. Ada kala saat lengah, saat ada bahagia yang tidak ada artinya, atau saat aku rindu pada hal yang tidak dapat ku jelaskan. Bukankah soal hati tidak pernah bergambar jelas? Maka ku jelaskan saja lewat langitku. 
Lihat, seberapa besar yang bisa ku lihat dengan mataku. Lebih banyak yang bisa kubahagiakan dibandingkan harus meratapi sedihku terus kan? :)











Comments

Friends