Yogyakarta kembali


singgah dibeberapa kota dalam waktu dekat bulan ini, pekerjaan melelahkan sekaligus menyenangkan. beberapa orang mengatakan jika sedang lelah mencari sebaiknya pergilah..
Bukan sekali dua kali ku singgahkan kembali ke kota penuh kenangan ini. Beribu jam bahkan triliunan waktu ku habiskan dulu. Sudahlah, hentikan terlalu terkenang. Kali ini kepergianku kembali ke Yogyakarta karna urusan pekerjaan. Seperti biasa ku habiskan waktu kembali mengulang, memutar, dan membalikan waktu.
Kali ini aku berhasil menghadiahi diri dengan potrait yang kuambil dari udara, entahlah.. langit sedang berbaik hati untuk cerah hati itu. Yogyakarta sedang bersemi saat ini, itu yang kulihat dari mataku. Entah kenapa aku rindu Yogyakarta yang dulu. Tanpa banyak ke modern an, begitu sempurna dengan kesederhanaannya. 
Kali itu kulangkahkan kakiku ke arah cafe legit. Agak kurang strategis dengan akses, namun begitu sempurna kenyataannya. Konsep kebun yang jarang sekali ku lihat dimana-mana. Ah.. aku rindu jaman dulu. Segelas hot coklat bergelas kaca besar terlihat menghampiriku sore itu, ditemani cahaya bagus untuk memulai tombol on di kameraku. Kini aku rindu bercerita dengan gambar. Pelahan cahaya terang berganti menjadi bulan yang sedikit redup. Aku menghabiskan waktu hingga larut malam itu.
Cerita Yogyakarta tidak berhenti sampai disitu. Pekerjaan yang membuatku harus berkeliling membuatku singgah di cafe berukuran kecil dan homie. Aku lupa namanya, menemui klien ku siang itu. Kalian tau rasanya masuk kedalam ruangan kecil seperti rumah dibelakang cafe yang penuh dengan kaca dan tanaman. Kembali rindu. Lihat berapa kali ku hasilkan gambar dari barang-barang lucu yang mereka miliki. 
Ceritaku masih belum berhenti. Tapi sepertinya sulit mengembangkan kesenanganku dengan kalimat disini. Intinya aku seperti menikahi kota ini. Secinta itu, bahkan selalu berharap kembali. Seindah itu merasakan cinta pada benda mati. Merasakannya cukup ku rasakan sendiri.
 

















Comments

Friends